Pengalaman Prosedur Persiapan dan Pasca Operasi Hemoroid (Ambeien / Wasir)
10 Desember 2021
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kira-kira pukul 16:00 Saya dan orang sebelah saya dibawa ke ruang operasi, disitu Saya masih disuruh menunggu lagi sekitar 1 jam sampai operasi orang sebelah saya selesai kemudian dilanjutkan operasi saya. Di ruang operasi Saya disuruh tidur untuk memasang alat untuk memeriksa detak jantung dan tekanan darah, kemudian disuruh bangun lagi setelah itu disuntik dibagikan tulang punggung sebanyak dua suntikan yang dibiarkan kurang lebih 1 menit menusuk tulang punggung saya, kemudian ditidurkan kembali. Waktu operasi saya masih sadar lo, dan rasanya seperti pyar-pyar gitu, dan juga kedengaranya seperti ada yang disedot dan suara seperti orang lagi mengelas. Banyak orang sih yang ada di ruang operasi tersebut, kurang lebih 8 orang dan yang mereka bicara yaitu menu makan hari itu, yaitu Sate utara Alun-alun Ponorogo yang Barat jalan itu lo. Haduh konyol sekali 🤣. Operasinya selesai tepat sebelum Adzan Magrib, di ruang pemulihan Kira-kira 2 jam, setengah jam pemeriksaan dan 1 jam lebih dianggurin di situ. Setelah itu dibawa ke ruang rawat inap kemudian setengah jam setelahnya disuntik obat tidur. Tertidurlah saya.
Halo apa kabar Sobat pembaca Blog Dwi Purwanto. Pada kesempatan kali ini Saya akan berbagi pengalaman Saya Sebelum, Saat, dan Setelah operasi Hemoroid yang populer di kalangan masyarakat umum sebagai Ambeien atau Wasir. Pada kasus saya ini gejalanya sudah dari tahun 2018 yaitu ditandai dengan BAB berdarah tetapi tidak terasa sakit. Darahnya itu keluar seperti air mancur gitu sob, karena tidak sakit dan keluar darahnya kadang-kadang ya saya biarkan saja.
Penderitaan Saya dimulai pada sekitar tahun 2020 yang lalu. Pada setiap saat sehabis BAB benjolan hemoroid Saya keluar dan untuk memasukkannya kembali saya harus rebahan beberapa menit atau bahkan harus sampai tertidur dulu agar benjolan hemoroid itu masuk kembali. Dan kalau belum masuk dan digunakan untuk berjalan, perihnya bukan main (jalannya kayak orang sakit pinggang). Pada tahun itu ambeiennya kambuhnya hanya kadang-kadang, jadi masih bisa ditahan.
Untuk tahun 2021 ini Saya jarang kerja berat jadi hari-hari saya gunakan untuk rebahan, oleh karena itu rasa sakitnya masih bisa ditahan dengan rebahan dirumah 😅. Tapi baru-baru ini pada bulan Oktober kemarin setelah BAB benjolannya sudah agak sulit dimasukkan. Jadi Saya mencoba untuk melakukan pengobatan di salah seorang dokter yang membuka lapak dirumahnya sendiri. Pada saat itu saya dikasih obat seperti peluru yang harus dimasukkan di dubur setiap pagi dan sore hari. Setelah beberapa hari pengobatan kok rasanya tidak ada perkembangan baik, Saya beranikan diri untuk memeriksakannya ke Rumah Sakit.
Baca juga : Dokumentasi Masjid Ar-Rahmah Desa Ketonggo Bungkal.
Rabu, 17 November 2021. Saya beranikan diri untuk memeriksakannya ke Rumah Sakit. Saat itu ditanya-tanyakan perihal alergi obat serta apakah BAB berdarah atau tidak, serta di cek detak jantung serta tensi darah dan katanya masnya ndredek, ya iyalah mbaknya cantik 😄. Kemudian suruh nunggu deh, setelah beberapa saat menunggu, dikasih deh surat untuk tes Radiologi dan USG. Setelah itu saya disarankan juga untuk pemeriksaan usus, setelah saya tanya alasannya itu wajib ya saya terak(setujuil saja itu, karena saya juga tidak mau berlama-lama menjalani pengobatan.
Jumat, 19 November 2021. Pada saat itu Saya dianjurkan datang ke Rumah Sakit sebelum jam 2 siang, kalaupun tidak datang juga tidak apa-apa katanya. Tapi Saya tetap beranikan diri untuk datang, karena bagi saya waktu itu sangat berharga, kalau bisa sekarang kenapa harus nanti. Pada hari sebelumnya saya disuruh minum obat pencahar yang disebut Garam Inggris yang rasanya pahit dan sedikit sepet di lidah. Hari itu disuruhlah mengambil resep dan peralatan untuk pemeriksaan usus di lantai 3 rumah sakit. Dan apa yang terjadi? Obat-obatan yang tadi saya ambil dilarutkan di dalam wadah kaca kemudian disalurkan melalui selang yang kemudian dimasukkan ke dalam anus, rasanya ngeri bos. Karena obat yang dilarutkan tadi sekitar 1 liter harus habis dimasukkan melalui anus, rasanya seperti sakit perut. Kemudian di Foto-foto disuruh miring kanan kiri. Setelah itu dikeluarkan deh cairan itu, kemudian setelah itu di pompa agar berisi udara sampai terasa pengen kentut. Herannya yang mompa itu semangat banget seperti mompa ban sepedanya😔. Setelah selesai, disuruh nunggu hasilnya yang keluar besok.
Baca juga : Pemuda Pemudi Arega Desa Bancar Mengadakan Acara Pengajian Umum dan Halal Bihalal.
Senin, 22 November 2021. Hari ini merupakan hari persiapan sebelum operasi, seperti biasa, dilakukan pemeriksaan detak jantung namun yang ngecek kali ini mas-mas ya Sob. Katanya tangan saya dingin, ya saya jawab tangan saya biasanya memang dingin, tetapi lebih dingin hati Saya. Ini kadang-kadang tidak bohong lo. Hari ini juga harus booking kamar untuk digunakan sebagai ruang rawat inap pasca operasi yang akan dilakukan pada hari rabu mendatang.
Rabu, 24 November 2021. Hari ini disuruh makan kurang dari jam setengah 9 pagi. Setelah itu disuruh puasa makan dan minum sampai tiba waktu operasi. Saya tiba di Rumah Sakit sekitar pukul 9 dan langsung antri ke Poli Bedah Umum seperti biasa, saat itu cuma diberitahu kalau operasinya tidak sakit karena diberi obat bius, kemudian disuruh nunggu lagi untuk menunggu diantar ke ruang perawatan. Disana sekitar pukul 1 siang mulai dipasang infus, waktu pasang infuspun harus ditusuk 2 kali karena yang pertama salah tusuk infusnya tidak jalan.
Ditambahi 2 bulan. |
Sebelum Operasi. |
Kira-kira pukul 16:00 Saya dan orang sebelah saya dibawa ke ruang operasi, disitu Saya masih disuruh menunggu lagi sekitar 1 jam sampai operasi orang sebelah saya selesai kemudian dilanjutkan operasi saya. Di ruang operasi Saya disuruh tidur untuk memasang alat untuk memeriksa detak jantung dan tekanan darah, kemudian disuruh bangun lagi setelah itu disuntik dibagikan tulang punggung sebanyak dua suntikan yang dibiarkan kurang lebih 1 menit menusuk tulang punggung saya, kemudian ditidurkan kembali. Waktu operasi saya masih sadar lo, dan rasanya seperti pyar-pyar gitu, dan juga kedengaranya seperti ada yang disedot dan suara seperti orang lagi mengelas. Banyak orang sih yang ada di ruang operasi tersebut, kurang lebih 8 orang dan yang mereka bicara yaitu menu makan hari itu, yaitu Sate utara Alun-alun Ponorogo yang Barat jalan itu lo. Haduh konyol sekali 🤣. Operasinya selesai tepat sebelum Adzan Magrib, di ruang pemulihan Kira-kira 2 jam, setengah jam pemeriksaan dan 1 jam lebih dianggurin di situ. Setelah itu dibawa ke ruang rawat inap kemudian setengah jam setelahnya disuntik obat tidur. Tertidurlah saya.
Baca juga : Ingatlah! Kita Hanyalah Sebagian Kecil Dari Sejarah.
Kamis, 25 November 2021. Sekitar pukul 3 dini hari Saya bangun, disinilah rasa sakit pasca operasi hemoroidnya terasa. Rasanya itu panas, perih sekali, dan seperti memakai ikat pinggang terlalu kencang, yah pokoknya seharian seperti itulah yang saya rasakan. Kata perawatnya didalam infusnya sudah ada obat pereda nyeri, jadi tidak usah memakai obat nyeri lagi, maka dari itu Saya lebarin saja tuh saluran infusnya, rasanya agak dingin di tubuh sih tapi tidak mengurangi rasa sakit. Sekitar setengah empat Infus Saya habis dan perawatnya pun mengganti infusnya (perawatnya laki ya), setelah selesai ganti infus perawatnya itu kan pergi dan sepertinya infusnya itu tidak jalan, jadi ya saya lebarin lagi tuh lubang infusnya sampai bagian paling atas, alhasil sekitar jam 5 pagi infus saya sudah habis dan kata perawatannya infusnya diganti nanti siang. Haduh Saya cuma ngesas-ngeses atur pernapasan agar tidak terlalu sakit. Mana kaki sering kali gringgingan karena tidak boleh gerak, ngak tahan banget tuh rasanya kaki.
Siang hari sekitar jam 1, entah apa yang disuntikkan di lubang infus ditangan saya, beberapa saat setelah disuntik itu rasanya detak jantung seperti dipercepat dan ada rasa panas di bagian dada. Apa perawat tadi salah kasih suntikan kali ya. Haduh nambah lagi nih rasa sakit, satu jam kemudian perawat yang nyuntik obat itu datang lagi untuk nempelin pereda nyeri yang ditempel di dada. Setelah beberapa saat ditempelin tuh kaya koyo tidak ngaruh apa-apa malah buat bernafas saja kaya sulit, ngeganjel gitu di dada. Itu kan sore harinya saya dijadwalkan pulang, ya saya pulang lah dengan menahan rasa sakit yang masih sama.
Jum'at, 26 November 2021. Rasa nyeri yang saya rasakan sudah berkurang atau hampir tidak nyeri hanya perih sedikit, Alhamdulillah. Pagi itu saya langsung BAB lo Sob, bah rasanya perih banget dan keringat dingin pun gak berhenti mengalir. Tapi masih ada cobaan yang lebih berat lagi dari itu Sob. Apa itu? Yaitu Berdiri dari jongkok setelah BAB itu sob, rasanya tuh seperti tidak punya tenaga di kaki buat berdiri, jadi Saya berdiri dengan merambat menggunakan tangan, ini yang paling berat sob.
Baca juga : Harga Sebuah Kenangan.
Senin, 29 November 2021. Kontrol pertama ke Rumah Sakit, seperti biasa ambil nomor antrian lalu ke poli bedah umum, nunggu. Singkat cerita dipanggillah saya ke ruang pemeriksaan, berjalanlah saya ke ruang pemeriksaan itu. Di dalam juga ada bapak-bapak yang sedang dibersihkan luka operasi yang kelihatannya habis operasi diabetes bagian kaki kanan, ditemenin anak perempuannya. Sambil lewat ya saya senyumin sambil menundukkan kepala sedikit, itu cara saya menghormati orang lo sob. Kemudian saya disuruh tidur di ruang pemeriksaan untuk dilihat lukanya, katanya sih bagus sambil disemprot air yang sudah dilarutkan bersama PK. Setelah itu nunggu lagi buat dikasih pengarahan serta bayar ke kasir dan pulang deh.
Senin, 6 Desember 2021. Saya memutuskan untuk kontrol kedua karena rasa nyeri sehabis BAB masih terasa. Saat antri, bapak yang kemarin disamping saya kebetulan duduknya berdekatan dengan saya dan kakak saya, kebetulan anaknya disamping kakak saya dan diajak ngobrol tuh sama kakak saya, saya cuma dengerin karena jarak 2 kursi. Katanya sih orang Balong, depan Lapangan Sumberejo, sudah operasi 2 bulan yang lalu. Beberapa saat kemudian kakak saya pun pergi, agar tidak terlalu garing ya saya ajak ngobrol tuh anak perempuan bapak itu yang kelihatannya seumuran sama saya. Saya tanya kontrolnya berapa minggu sekali? Katanya sebulan pertama 2 kali seminggu dan bulan berikutnya 1 kali seminggu. Saya tanya lagi dirawat berapa hari di Rumah Sakit? Katanya semingguan, dan seterusnya sampai pembicaraan terhenti. Setelah itu saya gabut lagi, saya ajak ngobrol saja ibuk-ibuk disamping saya yang katanya sih sakit gula darahnya tinggi yang sudah diderita sekitar 20 tahun dan sempat dirawat pas lagi heboh-hebohnya Virus Corona. Katanya kalau sedang kambuh lututnya berat dan tidak bisa berdiri, kontrolnya beda dengan saya, ibuknya antri di poli penyakit dalam, bla bla bla garing lagi. Giliran saya dipanggil lagi untuk mengambil resep dan bayar obat. Habis itu pulang deh.
Mungkin kalau tidak ada keluhan lain, hari itu hari terakhir saya kontrol, dan saya doakan semoga lekas sembuh untuk pasien lainnya. Ini merupakan pengalaman saya saat operasi ambeien (wasir) yang hanya untuk kenangan saja, bagi teman-teman yang ingin operasi hemoroid saya sarankan kalau sudah dianjurkan untuk Operasi jangan ditunda lagi, karena semakin parah ambeiennya maka efek setelah operasi dan pemulihannya akan semakin lama, tetap semangat.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.